Seperti mengulang perjalanan setahun yang lalu saat bersama Topik, Par dan Lukman, dari Sundak kita melanjutkan ke Drini.. Tapi kali ini dengan suasana dan kondisi berbeda, dan aku akan mengupas tuntas saat ke pantai ini.. Oke, dimulai setelah selesai bermalam di pantai dan menikmati keindahan Sundak, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.. Sempat memilih untuk ke Siung, namun khawatir dengan bahan bakar di mobil dan akhirnya kami berencana untuk ke Baron.. Rencananya, di Baron kita akan membasahkan diri disana (karena full pasir, tanpa karang.. So, cocok buat nyemplung) dan beristirahat kemudian pulang saat siang hari..
Jam kala kita di Sundak baru sekitar jam 08.30 wib.. “Ah, terlalu lama dan pasti membosankan jika ke Baron sampai siang”, pikirku.. Kita pun kemudian meluncur ke jalan.. Dan aku kemudian menyarankan Bolam yang kala itu menyupiri kami untuk ke Pantai Drini terlebih dahulu, dia dan yang lain pun menyetujuinya (ternyata do gung pernah rono doan).. Di antara Sundak – Baron sebenarnya ada beberapa pantai yang bisa dipilih sebagai tujuan kami setelah dari Sundak yaitu Krakal, Sadranan, Sarangan, Drini, Watu Kodok, Sepanjang, Nglolang, dan Kukup.. Nah, kenapa aku memilih Drini untuk dikunjungi (lagi)?
Pantai Drini ini terletak di Desa Ngatirejo, Kec. Tanjungsari, Kab. Gunung Kidul, Jogja.. Diantara pantai yang lainnya, menurutku Drini ini memang mempunyai keindahan yang tersendiri tak seperti Watu Kodok dan Sepanjang.. Kedua pantai itu tak terlalu menarik buatku, walaupun berpasir putih tapi entahlah, kurang srek yang jelas, hhaha.. Untuk Sadranan dan Sarangan sebenarnya belum pernah kesini, tapi mungkin tipe pantainya seperti Krakal.. dan lumayan bosen juga saat di Krakal, hhe.. Nah kalau Nglolang? Kali ini kita menggunakan mobil, terlalu ribet pikirku untuk mblusuk ke Nglolang.. Terus Kukup? Udah sering kesini sih dan jadinya bosen, yaa walaupun pantai ini hampir mirip dengan Drini (terdapat pulaunya)..
Yukk, lanjut ke perjalanan.. Kami pun melihat papan petunjuk Pantai Drini, kemudian kami membelokkan diri.. Jalan menuju pantai sekitar 1 km dan sudah beraspal, alias sudah mengalami pembenahan tak seperti ketika bersama Topik d.k.k kesini, jalan kala itu masih berbatu dan becek.. Akhirnya kami pun sampai dan memarkirkan mobil.. Masih sepi, namun Pantai Drini sudah berubah tak seperti dulu, kini di sepanjang garis pantai sudah tertata rapi tempat berteduh jika memesan makanan disana (namanya kurang tahu -_-)..
Ngene ki jenenge opo? -_- |
Bolam, Telo, Yoyo, Robi, Mol (Aku) - Personil budhal kali ini.. |
Ingin ke Pulau Drini, namun sedang pasang.. Sempat ragu juga untuk kesana karena kami membawa handphone serta pocket.. Dan ternyata, sudah ada dua mbak - mbak akan turun dari Pulau Drini, kesempatan untuk kami melihat mereka mencari jalan menyebrang dan melihat dalam atau tidak jalan ke pulau tersebut saat pasang (ceritane do ra wani wkwkwk).. Oke, kami pun memutuskan naik dan berbasah – basahan walaupun sebatas celana hhaha.. Dari Pulau Drini ini, kita melihat view pantai selatan, yang jelas amajing (baca : amazing) lah, hhaha.. Kami pun beristirahat di sini, menikmati angin yang berhembus.. Setelah dirasa cukup alias agak lama di atas pulau, kami pun memutuskan untuk turun.. Dan ternyata, semakin pasang saja.. Terlanjur basah, yaa lanjutkan untuk berbasah – basahan hhaha..
View dari Pulau Drini.. |
Nah.. dulu belom ada kaya beginian.. |
Kemudian kami memutuskan untuk ke barat pantai ini.. Menyusuri pantai dan kemudian mendaki bukit karang di sebelah barat pantai.. Dari sini, kita melihat Pantai Drini dan Watu Kodok dari atas (letaknya hanya di batasi bukit karang dan bisa juga turun ke Watu Kodok).. Untung di tempat ini terdapat tempat berteduh, sehingga kami bisa beristirahat melepas lelah sejenak..
Drini, dilihat dari bukit karang sebelah barat.. |
Pantai watu Kodok, hla jejere kae opo ya? |
Dan akhirnya, kami memutuskan untuk ke Baron.. “Isoh edan yen nutuke neng pantai berikute”,jarene Robi pas perjalanan hhaha..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar