31 Januari, 2015

Menyusuri Pantai Tenggole

Hendri kemudian mengajakku sholat Dhuhur setibanya kami di Pantai Indrayanti. Kami pun memisahkan diri sejenak dari rombongan. 

“Mas hendri, nyemplong gak?”
“ora pak, ra gowo salin”
“ngko tak jak dolan wae yoh”
“neng ndi?”
“Pantai jejere Indrayanti, penasaran aku”
“Oke pak”

Selesai sholat, kami kembali sejenak ke rombongan untuk menanyakan waktu berkumpul saat pulang. “Jam 15.00 ya?”, ucap pak Marco. Kami pun memutuskan untuk naik ke bukit karang sebelah timur Indrayanti. Hanya di kenakan biaya seikhlasnya saja untuk naik. Indrayanti semakin ramai. Makanya  saya memilih untuk memisahkan diri dari keramaian. Kami kemudian berjalan ke timur lagi. Dan terdapatlah papan petunjuk bertuliskan “50 M. Masuk Pantai Tenggole”.



Telihat bak/kolam raksasa di dekat pantai, kami sebenarnya masih bingung untuk apa kolam ini. Apkah untuk mebuat garam? #AhEntahlah #AhSudahlah. Tak ingin melewatkan moment, kami pun berfoto-foto dari atas. Suasana sedikit canggung memang, karena kami berdua belum terlalu akrab satu sama lain. 


iki opo ya?



Lumayan sepi :)




Kami segera turun menuju pantai. Suasana agak sepi memang, dibandingkan dengan Indrayanti yang semakin terkenal dan ramai. Kami menyusuri pantai ini. Menikmati hembusan angin. Berjalan di pantai dengan hembusan ombak menerpa kaki. #Aihhh. Aku rindu suasana ini. :)

Hendri







Kami kemudian berhenti di sebuah warung. Melepas lelah sejenak. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...