17 Agustus, 2014

Tak Beruntung Saat ke Lawang Sewu

Embun pagi masih menempel di jendela K.A Kalijaga. Kami segera masuk karena jam keberangkatan akan tiba. Dingin, itulah yang kurasakan saat pertama masuk ke gerbong karena dinyalakannya AC tepat diatas kepala kami. Padahal hawa pagi ini saja begitu menusuk kulit. Ku lihat sekeliling gerbong ternyata sepi. Terlihat hanya beberapa orang saja yang duduk disekian banyak bangku, termasuk kami. Sengaja ku cari tempat dekat dengan jendela dimana ku bisa melihat pemandangan ketika perjalanan, termasuk matahari pagi ini. Sedang Afni dan Giri mencari bangku mereka sendiri, untuk melepas rasa kantuk yang masih hinggap di tubuh mereka.

Suara peluit pun terdengar, kereta kini mulai berjalan perlahan. Sesekali ku lihat suasana sekitar, mereka sedang asyik bercanda, sedang penumpang yang lain tak terdengar suaranya. Penumpang mulai naik dan memadati bangku yang ada saat kereta berhenti di stasiun berikutnya. Sang masinis melanjutkan perjalanan, hamparan sawah mewarnai bingkai jendela disebelahku. Matahari pagi mulai menampakkan diri nya. Dia kini ditemani segerombolan awan yang melingkarinya dan cahaya kuningnya terlihat begitu menawan. Aku hanya duduk terdiam, terpaku melihat keindahannya.

Dari Kalijaga :D

06 Agustus, 2014

Namanya Pantai Ngoyan, Akibat Rasa Penasaranku

Ku cari segala sesuatu informasi tentang Pantai (Padi) Dangkal di internet.. Mulai dari nama desa, akses menuju pantai, foto-foto tentang pantai tersebut dan lain sebagainya.. Hingga akhirnya aku melihat di salah satu web yang menyediakan info peta dari satelit, terdapatlah sebuah pantai di sebelah timur Pantai Dangkal tersebut.. “ini pantai apa ya?”, gumamku dalam hati sambil melihat web tersebut.. Disitu terlihat daerah sekitar pantai sudah terdapat ladang yang telah dibuka penduduk.. Itu berarti kita bisa menuju ke pantai tersebut.. “besok sekalian lah”,pikirku..


Akhirnya aku pun sampai juga di Pantai Dangkal *baca selengkapnya >>.. Perjalanan kurang lebih 2,5 jam yang melelahkan terbayar sudah dengan keindahan Pantai Dangkal tersebut.. Aku pun kemudian mencari tangga di sebelah timur pantai untuk melihat Padi Dangkal dari atas dan ku pikir mungkin ini adalah jalan menuju pantai tersebut..

05 Agustus, 2014

Pantai Padi Dangkal (Sawah, Muara dan Laut)

Solo, 4 Agustus 2014..
Hujan semalam membuatku ragu apakah nanti akan melanjutkan perjalananku yang dulu, perjalanan kurang lebih setahun lalu yang tertunda. Ke tempat yang dulu aku nekat melakukan perjalanan, namun karena cuaca akhirnya aku kembali pulang. Padahal untuk ke tempat itu tinggal selangkah lagi aku sampai. Ya, namanya Pantai Padi Dangkal, namun orang orang sering menyebutnya dengan Pantai Dangkal atau Dangkalan. Letaknya di desa Wora-Wari, Kec. Kebonagung, Pacitan atau lebih mudahnya di sekitar Jalur Lintas Selatan (JLS) Kota Pacitan.

Aku pun menjemur cucian semalam, sekaligus melihat keadaan langit pagi hari. Dan sepertinya langit mendukung untuk melakukan perjalanan kali ini. Akhirnya ku memulai perjalanan kali ini pada pukul 08.00 wib dengan persiapan seadanya, dan hawa dingin sisa hujan semalam menemaniku dalam perjalanan kali ini. Singkat cerita aku akhirnya  sampai di JLS. Dalam perjalanan ini harus teliti dan jeli melihat nama jembatan yang berada di JLS ini. Ya, untuk ke pantai ini aku harus menemukan “Jembatan Wora Wari” terlebih dahulu *ini jika dari Solo atau Pacitan kota hlo, karena hanya itulah satu-satunya tanda (patokan) yang mudah jika ingin sampai ke pantai ini atau kesebelah timur jembatan Wora Wari.. 


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...