Kami berangkat dari RSUD Sukoharjo sekitar pukul 06.00 wib. Oh iya, perjalanan kali ini bersama dengan Mas Arie. Teman yang saya kenal melalui media sosial. Dan setelah ngobrol dengan dia, akhirnya kita sepakat untuk kopdar dan tujuannya adalah pantai di Pacitan. Saya cari beberapa informasi pantai yang belum pernah kami kunjungi, dan diputuskan kami akan ke pantai dikawasan Pringkuku, Pacitan.
~Pacitan, 26 Juli 2015
Sudah lama juga saya tidak ke Pacitan, terkhusus ke daerah Pringkuku. Kami melewati Pracimantoro, alias jalan pintas. Memang lebih cepat jika lewat dari sini. Tidak memutar seperti jalur utama menuju Pacitan. Agak sedikit syok juga lewat jalur ini. Jalan lumayan parah, menurutku. Apalagi kali ini saya yang mengemudikan kendaraan, berbeda saat bersama Mas Aris dulu saat ke Banyutibo. Akhirnya kami sampai di daerah Donorojo, Pacitan sekitar 2 jam perjalanan.
“Kalau mau ke Pantai Kijingan, bisa lewat lapangan voli itu. Atau kalau tidak ya lewat Banyutibo, tapi agak ekstrim karena jalannya kecil dan pinggirnya langsung laut”, ucap Mas Arie. Sepertinya dia memang sudah sering mblusuk, terlihat saat saya tanya beberapa destinasi dia menjawab dengan detail.
Kami langsung menuju arah Pantai Watukarung. Dari Desa kalak, kami menuju ke arah Pantai Klayar. Selanjutnya bertemu pertigaan, ambil lurus alias ke arah Watukarung. Terakhir kesini, saat pertama kali ke Pacitan bersama teman-teman kampus. Sekitar tahun 2011 mungkin, dan saat itu tujuaanya ke Pantai Srau. Jalan kala itu bisa dibilang ekstrim, naik turun dengan jalan tidak rata. Dan benar saja, jalan saat ini semakin parah. Bebatuan berserakan dimana-mana. Terlihat pula jalan masuk ke Pantai Ngiriboyo. Jalan turun tajam, ditambah lagi dengan banyaknya bebatuan. Harus hati-hati jika lewat jalur ini. Seetelah melewati jalan yang berat ini, bertemulah kami dengan pertigaan. Mas Arie agak sedikit lupa dengan jalan menuju Watukarung.
“Kalo dilogika, seharusnya kesana mas. Tapi kog jalannya kayak gitu (makadam)? Coba tanya mas.”
“Iya, dulu jalannya sudah aspalan. Coba tanya bapak itu.”
“oke”
“Permisi pak, kalau ke Watukarung lewat mana ya?”
“Lewat sini bisa mas.”
“Terimakasih pak.”
“Beneran lewat sini mas? jalannya kog kaya gini?”
“iya, kata si bapak tadi. Mungkin jalan pintas”
Jalan berupa tanah dan bebatuan, beberapa bagian sudah di cor blok. Mblusuk, sepi dan harus ekstra hati-hati untuk kedua kalinya. Tak berapa lama sampailah kami di jalan beraspal, dan benar ini jalan pintas menuju Watukarung.