Embun pagi masih menempel di
jendela K.A Kalijaga. Kami segera masuk karena jam keberangkatan akan tiba.
Dingin, itulah yang kurasakan saat pertama masuk ke gerbong karena
dinyalakannya AC tepat diatas kepala kami. Padahal hawa pagi ini saja begitu
menusuk kulit. Ku lihat sekeliling gerbong ternyata sepi. Terlihat
hanya beberapa orang saja yang duduk disekian banyak bangku, termasuk kami.
Sengaja ku cari tempat dekat dengan jendela dimana ku bisa melihat pemandangan
ketika perjalanan, termasuk matahari pagi ini. Sedang Afni dan Giri mencari
bangku mereka sendiri, untuk melepas rasa kantuk yang masih hinggap di tubuh
mereka.
Suara peluit pun terdengar, kereta
kini mulai berjalan perlahan. Sesekali ku lihat suasana sekitar, mereka sedang asyik bercanda, sedang
penumpang yang lain tak terdengar suaranya. Penumpang mulai naik dan memadati
bangku yang ada saat kereta berhenti di stasiun berikutnya. Sang masinis
melanjutkan perjalanan, hamparan sawah mewarnai bingkai jendela disebelahku.
Matahari pagi mulai menampakkan diri nya. Dia kini ditemani segerombolan awan
yang melingkarinya dan cahaya kuningnya terlihat begitu menawan. Aku hanya duduk
terdiam, terpaku melihat keindahannya.
Dari Kalijaga :D |