Embun pagi masih menempel di
jendela K.A Kalijaga. Kami segera masuk karena jam keberangkatan akan tiba.
Dingin, itulah yang kurasakan saat pertama masuk ke gerbong karena
dinyalakannya AC tepat diatas kepala kami. Padahal hawa pagi ini saja begitu
menusuk kulit. Ku lihat sekeliling gerbong ternyata sepi. Terlihat
hanya beberapa orang saja yang duduk disekian banyak bangku, termasuk kami.
Sengaja ku cari tempat dekat dengan jendela dimana ku bisa melihat pemandangan
ketika perjalanan, termasuk matahari pagi ini. Sedang Afni dan Giri mencari
bangku mereka sendiri, untuk melepas rasa kantuk yang masih hinggap di tubuh
mereka.
Suara peluit pun terdengar, kereta
kini mulai berjalan perlahan. Sesekali ku lihat suasana sekitar, mereka sedang asyik bercanda, sedang
penumpang yang lain tak terdengar suaranya. Penumpang mulai naik dan memadati
bangku yang ada saat kereta berhenti di stasiun berikutnya. Sang masinis
melanjutkan perjalanan, hamparan sawah mewarnai bingkai jendela disebelahku.
Matahari pagi mulai menampakkan diri nya. Dia kini ditemani segerombolan awan
yang melingkarinya dan cahaya kuningnya terlihat begitu menawan. Aku hanya duduk
terdiam, terpaku melihat keindahannya.
|
Dari Kalijaga :D |
|
entuk juga sing ra ngeblur :3 |
Matahari mulai meninggi, ku lihat
penduduk mulai menjalankan aktifitasnya. Petani menuju ke ladang, anak sekolah
mulai berangkat mengendarai sepeda mereka. Dan tak terasa kami ternyata sudah
sampai di Stasiun Semarang Poncol. “Mau ke mana mbak?”, mendadak bapak supir
taksi bertanya kepada kami. “Ke Lawang Sewu pak, berapa ya?”,”Rp 20.000 mbak,
daripada nunggu angkot lama”, imbuh beliau. Akhirnya kami berdiskusi dan memutuskan
naik taksi tersebut karena kami belum mencari informasi sebelumnya, selain itu
Afni mengejar waktu untuk membeli keramik di sekitar Johar.
“loh.. cedhak men”, gumamku dalam
hati setelah kami sampai. Ternyata untuk sampai ke Lawang Sewu sangatlah
dekat. Mungkin 1,5 km dari stasiun Poncol, dan jika kami tahu jaraknya dekat
mungin kami akan jalan kaki menuju kesana sekalian melihat Kota Semarang ini. Tiket
untuk dewasa Rp 10.000,- dan anak-anak
Rp. 5.000,-.
|
Lawang Sewu |
Bangunan dengan jumlah pintu yang
banyak ini berdiri dengan megahnya. Ternyata Lawang Sewu sedang direnovasi di
beberapa bagian. Sehingga kami hanya bisa menyusuri beberapa bagian saja. Dan
sayang sekali kala itu pengunjung tidak boleh naik ke lantai 2. Padahal kami
ingin sekali kesana, berfoto dengan background kaca patri. Kurang beruntung kami kali
ini. Akhirnya kami hanya mengitari Lawang Sewu ini.
|
Pengen neng keneeeee -_- (sumber : Mbah Google) |
|
Renovasi gan... |
|
Renovasi lagi.... |
|
Narsis sekkkkk...... Giri - Afni - Aku |
Kami pun istirahat sejenak di
bagian depan Lawang Sewu. Dan tak terpungkiri, wajah kami (terutama aku) terlihat kurang puas dan kurang menikmati
saat ke Lawang Sewu ini. “Opo kui?”, seketika perhatianku dan Afni tertuju ke
arah Giri. “Hape ku…..”, ucapnya diiringi dengan gemetar melihat ke
hanphonenya. Entah apa dan bagaimana yang terjadi, handphone Giri jatuh.
Layarnya retak, dan raut sedih tak terhindar dari wajahnya. Aku dan Afni terdiam
sejenak melihat kejadian tak terduga yang menimpa handphone Giri. Entah kenapa
dengan kami hari ini, ketidakberuntungan hinggap pada kami. Akhirnya kami
memutuskan langsung menuju ke Johar, membeli keramik. Dan bergegas pulang untuk
memperbaiki handphone Giri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar