Sawah.. Sawah... dan Sawah….

Hmm… Sudah gag tau harus nulis apalagi tentang senja… Salah satu keindahan alam ketika menjelang malam ini selalu membuatku tak bisa berkata..  Hmm, langsung saja yak… Setelah beberapa hari Solo tak mendapat hangatnya sang mentari, akhirnya cahaya itu muncul #horee… 3 hari sudah langit terang benderang, dan aku selalu tak bisa untuk mengabadikan mentari tenggelam.. Dan pada akhirnya Aku dan Panjang pun janjian untuk nyunset (281213)...

Oke.. Akhirnya kita sepakat untuk ke sawah deket Semanggi alias Mojolaban.. Hmm, nyunset kog gor neng sawah wae, sawah meneh #mbatin #LirikWaduk #Embung dan #Pantai.. Mungkin karena tempat ini paling dekat dan dapat melihat bebas sekeliling, itulah alasan kenapa aku selalu ke sawah untuk nyunset hhehe..

Taman Balekambang, Sejuknya Taman Pusat Kota Solo

Mencari tempat yang sejuk dan rindang di daerah kota (red : Solo) itu sangatlah sulit.. Yang ada hanyalah polusi dan polusi.. Ya, sekalipun di sepanjang Jl. Slamet Riyadi, Solo terdapat citywalk yang sudah bisa dibilang sejuk namun tetap saja tak terhindar dari polusi udara yang berasal dari kendaraan yang wira-wiri melewati jalan tersebut.. Nah, kali ini akan saya berikan salah satu alternative tempat yang sangat nyaman untuk menenangkan diri jikalau anda sekalian lagi malas bepergian jauh atau pas berkunjung di kota Solo, yaitu Taman Balekambang.. Taman Balekambang ini terletak di Jalan Ahmad Yani, Surakarta atau lebih gampangnya dekat dengan Stadion Manahan..

Taman Balekambang ini adalah taman warisan dari Mangkunegoro VII. Pada awalnya dibangun untuk kedua putrinya yang bernama Partini dan Partinah pada tahun 1921.. Di tengah taman terdapat patung sang putri yang terletak di tengah kolam yang indah. Sang Mangkunegoro mengadopsi penataan taman kota di Eropa dan ini sangat terlihat dari keindahan dan kerapian taman.. Di Taman Balekambang anda bisa bersantai menikmati sejuknya udara yang dihasilkan oleh pepohonan tua dan besar.. Dan disini juga terdapat beberapa rusa yang sengaja dilepaskan di taman..

Dan Aku Pengagum Jingga

Kata orang, bahagia itu sederhana..

itu memang benar,
dan itu seperti apa yang kurasakan kini..
melihatnya saja sudah membuatku bahagia..
hanya menatap saja, membuatku senang..
dialah.. jingga..
jingganya mentari
ketika kembali ke tempat peraduannya..
jingganya langit
saat akan menuju gelapnya dunia..
dan jingganya cahaya
dikala siang akan bertemu dengan malam..

Hunting Foto di Telaga Madirdo

Oke.. Setelah puas dari Air Terjun Sumber Suren dan Kemuning, kita melanjutkan perjalanan ke tempat yang ingin dikunjungi oleh Panjang, yaitu sebuah telaga.. Telaga yang katanya panjang mirip seperti Ranu Kumbolo, Semeru (kita lihat nanti apakah benar? :D silahkan disimpulkan sendiri yak).. Sebenarnya aku sudah tahu tentang telaga ini dari teman kampus, namun untuk bentuk dan keindahan telaga ini aku belum tahu sama sekali.. Nah, mumpung kali ini kita ke Kemuning tak apalah sekalian mengunjungi telaga ini.. Namanya Telaga Madirdo, apakah kalian tahu? telaga ini terletak di daerah Ngargoyoso, Karanganyar.. Telaga ini searah dengan Air Terjun Jumog..

Kamipun kemudian menuju ke arah loket masuk kawasan wisata Sukuh-Cetho, dan membelokkan diri ke arah Jumog.. Karena kali ini baru pertama kali, alhasil kami pun bertanya ke warga tentang arah telaga ini.. Jalan menuju telaga ini sudah mulus, namun terkadang naik #yuukkk.. Singkat cerita kamipun sudah sampai di telaga madirda dengan jalan masuk seperti sebuah lapangan..

Air Terjun Sumber Suren dan Kemuning

Kemuning, salah satu tempat tujuan wisata yang terletak di Kabupaten Karanganyar dan tepatnya di Dusun Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar.. Kebun Teh Kemuning  ini memiliki panorama yang menakjubkan, di sini kita dimajankan oleh hamparan kebun teh yang luas dengan background Gunung Lawu serta pemandangan Kabupaten Karanganyar dari atas apalagi dengan udara yang sejuk khas pegunungan.. Bisa lah dijadikan tempat wisata keluarga, apalagi gratis hhaha..

Oke.. Tak usah lama basa basi, kali ini kita ke Kemuning dengan personil Aku alias Mol, Panjang dan juga Fitri.. Sebenarnya sudah pernah ku bahas tentang kemuning di postingan sebelumnya, namun kali ini ada sedikit tambahan karena aku penasaran dengan air terjun yang terdapat di kemuning.. Sudah dua atau tiga kali saat ke kemuning, aku selalu melihat papan bertuliskan air terjun.. Nama air terjunnya apa aku juga kurang tahu karena hanya sekilas aku melihatnya.. Dan dua atau tiga kali itu pula aku ingin mendatanginya namun selalu lupa ataupun sadar saat sudah jauh dari lokasi tersebut, hmmm…

Senja di Awal Desember

Senja..
ya, senja..
selalu membuatku tak bisa berkata
disaat aku melihat keindahannya..
tak pernah ada rasa bosan untukku
untuk bertemu dengannya..

Membasahkan Diri di Pantai Baron

Setelah puas bermalam di Pantai Sundak dan kemudian menikmati pesona alam Pantai Drini, kamipun melanjutkan perjalanan ke Pantai Baron yang merupakan tujuan akhir kami dalam perjalanan edisi kali ini.. Pantai Baron ini merupakan pantai paling populer di Gunungkidul.. Pantai Baron terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, sekitar 20 km arah selatan kota Wonosari (40 km dari kota Yogyakarta)..

Oke, dari Pantai Drini kita langsung meluncur.. Tak terlalu lama untuk ke pantai ini, ya sekitar 10 - 20 menit kita akan sampai di pantai ini.. Setelah melihat tulisan Pantai Baron, kita pun langsung membelokkan diri dan langsung memarkirkan mobil.. Lumayan sepi saat itu, dan kita pun langsung memutuskan ke pantai.. Di Baron ini wisatawan yang berkunjung akan disuguhi dengan kelembutan desir angin yang menjulurkan ombak untuk bertemu dengan hamparan pasir pantai Baron.. Hasil kekayaan pantai Baron juga sangat melimpah seperti udang besar (lobster), ikan bawal putih, kakap, ataupun tongkol akan memanjakan pengunjung, baik yang masih segar ataupun yang siap anda nikmati ditempat.. Selain itu di pantai ini wisatawan dapat membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang seperti kerajinan kerang, ikan dan lain-lain..

Pesona Pantai Drini

Seperti mengulang perjalanan setahun yang lalu saat bersama Topik, Par dan Lukman, dari Sundak kita melanjutkan ke Drini.. Tapi kali ini dengan suasana dan kondisi berbeda, dan aku akan mengupas tuntas saat ke pantai ini.. Oke, dimulai setelah selesai bermalam di pantai dan menikmati keindahan Sundak, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.. Sempat memilih untuk ke Siung, namun khawatir dengan bahan bakar di mobil dan akhirnya kami berencana untuk ke Baron.. Rencananya, di Baron kita akan membasahkan diri disana (karena full pasir, tanpa karang.. So, cocok buat nyemplung) dan beristirahat kemudian pulang saat siang hari..

Jam kala kita di Sundak baru sekitar jam 08.30 wib.. “Ah, terlalu lama dan pasti membosankan jika ke Baron sampai siang”, pikirku.. Kita pun kemudian meluncur ke jalan.. Dan aku kemudian menyarankan Bolam yang kala itu menyupiri kami untuk ke Pantai Drini terlebih dahulu, dia dan yang lain pun menyetujuinya (ternyata do gung pernah rono doan).. Di antara Sundak – Baron sebenarnya ada beberapa pantai yang bisa dipilih sebagai tujuan kami setelah dari Sundak yaitu Krakal, Sadranan, Sarangan, Drini, Watu Kodok, Sepanjang, Nglolang, dan Kukup.. Nah, kenapa aku memilih Drini untuk dikunjungi (lagi)?

Kesampaian Juga Bermalam di Pantai (Pantai Sundak)

~Minggu, 3 November 2013

Pukul 15.00 wib langit terlihat tak bersahabat.. Rencana ber-camping di pantai pun berubah menjadi ketidakpastian.. Orang-orang yang tadinya ingin ikut akhirnya berguguran satu persatu dengan berbagi sebab ataupun alasan.. Aku, Telo, Robi, Bolam dan Yoyo-lah yang pada akhirnya tetap menjalankan rencana tersebut, sekalipun hujan sudah menanti kami.. Dan rencana bersunset di pantai kali ini tak terlaksana, mungkin ini adalah hari sial kami.. Kami pun sepakat untuk berangkat menggunakan mobil dari Bolam dikarenakan perjalanan kali ini hanya ber-5 saja menuju ke Pantai Sundak.. Pantai ini terletak di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta tepatnya di Sidoharjo, Tepus.. Sebenarnya sudah pernah ke Pantai Sundak ini saat bersama Topik, Par dan Lukman.. Tapi kali ini aku menikmati suasana Pantai Sundak dengan cara yang lain..

Pukul 18.00 wib pun akhirnya kami berangkat dari rumah Bolam.. Molor memang, rencana berangkat pukul 16.00 akhirnya harus tertunda 2 jam karena keadaan.. Oke, perjalanan pun dilanjutkan.. Ditemani gerimis, kami melewati  Tawangsari seperti ketika aku pergi ke pantai di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta..  Singkat cerita akhirnya kami sampai di Pantai Sundak sekitar pukul 21.00 wib.. Dan alhamdulillah saat di pantai cuaca terang.. Yoyo pun menyarankan untuk bercamping di Pantai Sundak bagian barat, namun bau amis ikan mendadak menghampiri kami dan akhirnya kami berpindah ke Pantai Sundak bagian timur..

Senja di Lereng Lawu

Tatkala cahaya hampir padam,
sang pencari mengajak dua sedarah..
Menapaki setiap jengkal bumi lawu..
Hingga salah seorangnya harus kembali..
Dia pun berlari tertawa sambil menutup dirinya..
Menyusul yang lain yang telah dahulu,
Hingga ketika sampailah di jembatan alam..
Menikmati gemericik alunan air,
berjalan diatas tanah yang lembut,
dan bersendau gurau di antara keseimbangan..

TELO's Story : Bokong Panas vs Boyok Pegel

Sekitar jam 15.00 akhirnya kami pun memutuskan untuk pulang.. Kami singgah dahulu di SPBU Bandungan yang letaknya tak jauh dari jalan masuk menuju Candi Gedong Songo.. “arep neng ndi neh iki?”|”hla neng ndi? nurut aku”|”Semarang pie?”|”koyone kadohen”, kami pun mengobrol sejenak untuk memutuskan tujuan kami selanjutnya..

“tip.. belok rono”, ucap Yoyo.. Akhirnya Yoga pun memutar balik dan mengikuti Bolam.. Kami di tuntun Bolam/Yoyo menuju ke jalan kecil, seperti gang yang letaknya di dekat SPBU tadi.. jalan sudah beraspal namun terkadang juga terdapat lubang.. Keadaan mulai berubah, kini jalan lumayan sepi dan di kanan kiri hanya berupa sawah dan terkadang kebun milik warga sekitar..

TELO's Story : Candi Gedong Songo (Part 2)

<< Sebelumnya di “Candi Gedong Songo (Part 1)”... Candi ke-tiga ini terletak di atas candi ke-dua, tak terlalu jauh jarak antara dua candi ini.. View ketika menuju candi ketiga ini sangatlah indah, dan kami menyempatkan diri untuk berfoto ria dahulu :D

TELO's Story : Candi Gedong Songo (Part 1)

Mengumpulkan delapan belas orang dalam satu kelas itu amat sangat sulit.. Terutama untuk berlibur saja, itung-itung sebagai kenanganlah sebelum lulus dan terpencar ke berbagai arah.. Sebenarnya, ini adalah rencana untuk berlibur bersama.. Dan apalah daya ketika yang bisa hanya sepertiganya saja..  Tapi tak mengurangi keseruan dan kesenangan saat berlibur kali ini.. ^^

......

Dimulai dari salah satu matakuliah yang memberikan contoh pembelajaran melalui tempat-tempat wisata, mulai dari resiko perjalanan, biaya perjalanan dll.. Salah seorang teman mengusulkan untuk dolan, dan aku memberikan pilihan untuk pergi ke Candi Gedong Songo yang berada di Semarang.. Beberapa hari kemudian, Fajar (salah teman kampus) menanyakan kembali tentang liburan kali ini melalui sms, “Sesuk sebtu (28.9.13) kumpul jam 7 neng kampus opo neng mesjid cedak kampus, terus budhal neng gedongsongo. konco2ne dikabari ya. suwun”.. Aku hanya berfikir apakah akan berangkat juga atau tidak, mengingat amat sulit untuk berlibur bersama.. Dan hari-h itu pun aku akan berangkat, tapi jika tidak jadi sudah ku persiapkan rencana ke-2 ku, hhe..

Aku berangkat dari rumah jam 7.30 pagi, mengingat pasti bakalan molor.. Dan benar saja, di kampus ataupun di masjid belum ada seorang pun padahal jam sudah menunjukan 7.46.. “Sido ra ki, aku wes neng mesjid”, akupun meng-sms Fajar.. “Sido”, balasnya.. Detik, menit pun berlalu tapi mereka belum datang juga.. Hingga Fajar pun datang bersama Robi sekitar jam 08.20, “hla liyane endi ki?”, ucap Robi.. “hambuh..sing genah fix mangkat sopo ki jar?”|”Yoyo ro Bolam, liyane tak sms tapi ra mbales..”, kamipun langsung meng-sms yang lain yang bilang kala itu akan ikut acara dolan ini.. Tapi dengan berbagai alasan, mereka pada akhirnya tak jadi ikut.. Dan hanya Yoga yang berhasil kami bujuk..

Pantai Pidakan, Keindahan yang Tersembunyi di Hamparan Batu Karang

Setelah puas mengunjungi  4 buah pantai (Soge, Tawang, Laut Anakan, Taman) akhirnya kami memutuskan untuk pulang.. Dan dalam perjalanan Panjang tak sengaja melihat papan petunjuk “PANTAI PIDAKAN”..  “ul.. mampir ra neng pantai pidakan?”|”emang neng ndi njang?”|”kae hlo neng mburi”.. Akupun kemudian berhenti dan memutar kendaraan ku untuk menuju pantai tersebut.. Selain Pantai Soge, ada beberapa pantai yang sebenarnya ingin ku kunjungi.. Pantai Kunir, Kuncir dan Pidakan ini.. Untung wae Panjang melihat papan petunjuk pantai, padahal pas perjalanan berangkat dia tak melihat papan petunjuk pantai ini..  Haaah, lumayanlah 2 pantai yang ingin ku kunjungi sudah tercapai.. #aseek

Kami pun kemudian masuk ke kawasan pantai tersebut.. Jalan sudah beraspal walaupun lebar jalan sangat kecil.. Tak terlalu jauh kita masuk ke pantai ini,  1 - 2 menit kita sudah melihat  pantai.. #Sepi,  saat kami sampai di pantai ini keadaan sangat sepi.. Hanya ada dua pengunjung saja yang berada disana.. Kami pun kemudian memarkirkan kendaraan dan langsung menuju ke pantai :D

Merangkum Tiga Pantai (Tawang, Anakan dan Taman)

“Di sana masih ada pantai apalagi bu?” tanya Panjang ke seorang ibu yang sedang berjualan.. “Maaf mas, saya lupa namanya.. tapi dekat kog, cuma melewati turunan itu terus sudah sampai..”|”makasih bu”.. Kami pun melanjutkan perjalanan mengunjungi pantai di Kecamatan Ngadirojo ini, dan benar saja terdapat sebuah pantai di dekat Soge.. Cuma 1 – 2 menit perjalanan saja kita sudah sampai..

Tak berbeda dengan pantai Soge, pantai ini memiliki pasir yang putih.. Dan sepanjang mata memandang kita disuguhkan hamparan pasir yang bertemu dengan deburan ombak yang kencang.. Cuma sayang pantainya agak sedikit kotor karena banyak sampah.. Kami istirahat sebentar di gubuk pinggir pantai, memakan snack yang sudah kami bawa dari rumah..

Keunikan Pantai Soge dan Jembatan Birunya

Untung saja punya teman yang tinggal di daerah Punung, Pacitan.. Jadi bisa bertanya tentang objek wisata yang berada di Pacitan tersebut, namanya Hery Setyawan..

Aku : “Pantai sing apik selain Klayar karo Buyutan ngendi neh Her?”
Hery : “Soge”
Aku : “Ngendi kui?”
Hery : “Tulakan koyone, teko Punung 1,5 jam”

Aku pun kemudian mencari informasi via mbah Google, dan aku lumayan tertarik dengan pantai ini.. Kemudian ku rekomendasikan Pantai Soge ini ke Panjang (temen blusukan ku), dia tertarik juga ternyata.. yess!!

*Perjalanan yang hampir batal.. Efek tawuran supporter sepak bola antara Solo-Jogja ternyata sedikit mempengaruhi Panjang.. Dia galau (#tidakk), akupun juga ikut-ikutan galau.. Kalau berangkat sendiri? -__- entahlah.. Walaupun pantai ini berada di Pacitan, entah kenapa fikiran Panjang melanglangbuana sampai tawuran supporter sepak bola tersebut.. Dan pada akhirnya dia pun meneguhkan hatinya untuk berangkat, yeahh!! Tanggal 11.9.2013 pun kami pilih sebagai hari pengeksekusian ke Pantai Soge, dimana kami sedang libur pada hari tersebut..

Antara Sepanjang dan Kukup, Tersembunyi Pantai Nglolang

“kalau mau ke Pantai Nglolang/Lolang arahnya ke mana mas?”|”lurus aja sampai mentok mas”.. setelah bertanya ke penjaga tempat retribusi, aku menelusuri sepanjang pantai sepanjang yang memang memiliki garis pantai yang panjang :D #LagiSadar… Walau jaraknya sangat dekat dengan pantai Watu Kodok, dengan kerakteristik yang hampir sama tapi pantai sepanjang lebih berkembang.. Terlihat pas  ke pantai watu kodok, pantainya sepi.. sedang sepanjang lumayan ramai.. dan mungkin pula karena akses menuju pantai sepanjang ini lebih mudah, alias sudah beraspal.. atau mungkin pantai sepanjang letaknya di timur pantai kukup yang notabennya pantai baron-kukup sudah terkenal oleh wisatawan.. entahlah, hhaha 

#KembaliKeNglolang… Pantai Nglolang, salah satu pantai yang kurang dikenal oleh wisatawan.. terletak di barat pantai sepanjang, atau lebih tepatnya satu kawasan dengan pantai sepanjang.. kita harus masuk terlebih dahulu ke pantai sepanjang, kemudian menuju ke pantai Nglolang..  

Singgah ke Pantai Watu Kodok & Sepanjang

Aku pun kemudian bergegas ke tujuan selanjutnya, pantai yang menjadi tujuan utama mbolang ku kali ini selain Pantai Nglambor.. Dari kawasan pantai Siung, aku pun menuju ke daerah jejeran Pantai Indrayanti-Baron.. Sebelum masuk ke kawasan tersebut, kita akan dipungut biaya retribusi sebesar Rp 4.000,- murah bukan? Beberapa menit dari situ kita langsung di suguhkan pantai Indrayanti yang berada di pinggir jalan dan ditemani oleh pohon cemara laut.. Aku pun memacu kendaraan ku pelan-pelan, agar bisa menikmati pemandangan Pantai Indrayanti.. setelah itu kita akan bertemu papan petunjuk beberapa pantai di sekitar Indrayanti, mulai dari Slili, Ngandong, Sundak dll..

Entah berapa jam perjalanan, aku melihat sebuah papan petunjuk pantai bertuliskan Pantai Watu Kodok.. “pantaine pie ya? rung pernah rene juga #NgomongDewek”, aku pun kemudian menyempatkan diri untuk masuk dan melihat pantai tersebut.. Akses masuk ke pantai ini bisa dibilang susah-susah gampang.. Di awal jalan masih berupa bebatuan, tapi kemudian berupa cor blok.. Tak terlalu jauh juga sih..

Keheningan yang Menenangkan, Pantai Nglambor

Entah kenapa dengan diriku ini, hmm.. Minggu malam (25.8.2013) mood ku malah jadi berantakan, pengen.e gor nesu wae dan aku pun tak tahu juga apa penyebabnya.. Risih memang, pengen buanget membuang sifat ku yang satu ini ke dalam laut yang terdalam (jika bisa akan ku lakukan tenin wie).. Dan akhirnya malah berimbas pada suasana rumah.. Senin pagi, mood buruk ku ini tak kunjung hilang juga.. semakin parah saja suasana rumah.. Dan langsung terlintas di benakku “aku harus pergi”, yaaa daripada suasana rumah semakin hancur lebur berantakan tak tersisa.. And Finally. It’s time to go to Gunung Kidul, Yogyakarta !! *CurcolSithik

Sekitar jam 08.30 aku pun langsung berangkat.. Tanpa pamit, tanpa bicara sepatah kata pun kepada keluarga dirumah.. Aku pun memutuskan untuk pergi ke pantai daerah Tepus, Yogyakarta.. rute yang ku lalui tak berubah dari rute sebelumnya.. Persis saat pergi ke Wediombo, Siung, ataupun Ngetun.. Yaa, ku awali melalui Sukoharjo kemudian ke Tawangsari.. Setelah itu menuju ke Gunungkidul dan akhirnya ke Wonosari.. Setelah itu ku lanjutkan ke Semanu, dan akhirnya ke Tepus.. Dan aku memilih Pantai Nglambor sebagai tujuanku bersolo trip kali ini..

Penantian (DiengTrip, End)

*awal kisah penantian..

“Lah.. do neng ndi ki?” aku dan mas Wawan pun harus berada di posisi paling belakang sendiri ketika perjalanan pulang.. entah yang lainnya sudah sampai dimana, yang jelas tadi mereka mengendarai motor dengan sangat cepat.. hmmm

Mendadak motor yang kami kendarai tak bisa berjalan.. “koyone los ki tep”, aku pun kemudian turun.. dan benar saja rantai motor memang los.. kamipun menepi untuk memperbaiki rantai motor.. “koyone los.e sing neng njero ki.. kudu nggolek bengkel ki..”, yaa.. kala itu waktu sudah menunjukkan jam 17.35.. keadaan mulai gelap gulita, ditambah pula dengan daerah pegunungan yang sepi dan dingin yang merasuk..
Akhirnya kami mendorong motor dan mencari bengkel terdekat.. “mas, bengkel terdekat dimana mas?”, tanya mas Wawan ke salah seorang warga.. “disitu mas, (nunjuk arah)”, jawabnya.. kamipun mendorong motor menuju ke daerah bengkel.. fiuhh! capek memang karena kami harus mendorong naik.. kamipun berhenti beberapa kali untuk menghela nafas.. Dengan keadaan ngosngosan, aku dan mas wawan pun bertanya lagi ke warga.. ada bengkel terdekat, dan aku menghampirinya, tapi ternyata tutup.. dan mas wawan pun memperoleh informasi bahwa bengkel berada di dalam desa.. kami pun akhirnya memutuskan untuk mencarinya..

Telaga Warna – Pengilon (DiengTrip Part IV)

Kami pun kemudian menuju Telaga Warna-Pengilon.. disini dipungut lagi biaya retribusi sebesar Rp 2.000 untuk turis domestic, sedang Rp 15.000 untuk turis mancanegara.. Di tempat ini terdapat dua Telaga yang saling berdekatan, yaitu Telaga Warna dan Telaga Pengilon yang airnya bersih,bening dan berkilau seperti cermin.. Dinamakan telaga Warna, karena permukaan airnya dapat berubah warna, mengikuti cahaya matahari , kadang Telaga ini berwarna biru,hijau, bahkan kadang berubah warna menjadi kekuning-kuningan..

Telaga Warna *foto by : Pak Wawan

Berada diketinggian lebih dari 2000 meter dpl menjadikan telaga warna terasa cukup dingin walaupun matahari tampak cerah bersinar.. Yang menjadikannya berbeda dengan telaga lainnya yaitu warna air dari telaga yang sangat cantik.. Kadang warna air di telaga ini dapat berwarna hijua, biru, kuning bahkan ungu.. pas saya mengunjungi tempat ini, warna air telaga adalah hijau toska (mungkin, hhehe).. Menurut warga sekitar berbagai warna yang muncul di telaga ini konon diakibatkan oleh jatuhnya batu perhiasan seorang bangsawan ke dalam telaga.. Akibatnya warna air di telaga ini menjadi beraneka ragam..

Kawah Sikidang (DiengTrip Part III)

Pak Wawan:”Do neng ndi to? Kog suwemen”
Mas Aris:”Neng arjuno”
Mbak Eplek:”Eman-eman yen ra rono sek og”

Kami pun kemudian memutuskan untuk masuk ke kawasan Kawah Sikidang.. disini dipungut lagi biaya retribusi, mungkin sekitar Rp 2.000 per orang (dibayari pak wawan soale).. perjalanan ke kawah tak terlalu lama mungkin sekitar 3-5 menit saja..

Kawah Sikidang adalah sebuah Kawah yang airnya selalu mendidih dan menyemburkan gas yang beraroma belerang (lebih tepatnya ndok bosok).. Orang menjulukinya Kawah Sikidang, disebut Sikidang karena semburannya selalu berpindah-pindah tempat, seolah melompat-lompat seperti Kijang yang sedang berlari.. Kawah ini berbeda dengan kawah yang ada di pegunungan Jawa Barat maupun Jawa Timur.. Disini Kawah tidak berada di puncak gunung, melainkan di daratan yang menyerupai sebuah sumur, sehingga wisatawan dapat menyaksikan aktifitas kawah ini dari jarak yang cukup dekat, bahkan sampai di bibir kawah..

Kompleks Candi Arjuna (DiengTrip Part II)

Yuhuuuuuuu… akhirnya sampai ke Dieng Plateau juga :D 

Dieng adalah kawasan dataran tinggi di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo.. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.. Secara administrasi, Dieng merupakan wilayah Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng ("Dieng Wetan"), Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.. Wilayah ini merupakan salah satu wilayah paling terpencil di Jawa Tengah.. Nama Dieng berasal dari gabungan dua kata Bahasa Kawi: "di" yang berarti "tempat" atau "gunung" dan "Hyang" yang bermakna (Dewa).. Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam..

Yuhuuu.. Goes to Dieng Plateau ! (DiengTrip Part I)

Tujuh belas Agustus tahun empat lima..
Itulah hari kemerdekaan kita..
Hari merdeka, nusa dan bangsa..
Hari lahirnya bangsa Indonesia..
Merdeka..  *silahkan dilanjutkan sendiri :D

…….

Apa hubungannya coba? Hhaha.. Yeah! Pada tanggal 17 Agustus 2013 akhirnya aku ke Dieng juga.. Aku merdeka! Merdeka dari segala kepenatan aktivitas sehari hari yang telah membuat diriku ini pusing bukan main, wkwkwk.. Perjalanan ke daerah Wonosobo kali ini sangat seru, tak akan terlupakan buat diriku ini.. :D

Dieng.. ya, Dieng… Adalah salah satu tempat yang ingin ku kunjungi suatu hari nanti.. Entah kapan? dan apakah akan terlaksana atau tidak, yang jelas kemungkinan besar tak akan terlaksana.. Tapi rasa pesimis ku ini tiba-tiba berubah, tatkala Mas Aris mengajakku ke Dieng pada tanggal 17 Agustus bersama teman-teman kerjannya.. (Alhamdulillah) Tak perlu berfikir lama, aku pun meng-iya-kan tawaran Mas Aris ini..

Sang Cahaya

Apakah keindahan itu akan menampakkan dirinya?
Semoga saja..
Dia pun menatap kiblat..
Terhilatlah lingkaran yang di impikan..
Berwarna, namun menyilaukan..
Dia segera berlari ke arah lawan..
Berharap apa yang diinginkannya terkabul..
Ah, ternyata dia sudah muncul !
Belum sampai juga dia ke tempat yang dituju..

Membelah Keramaian Pantai Kuwaru

Dan aku pun menemukan lagi sebuah folder bernana "Pantai Kuwaru".. pantai ini merupakan salah satu pantai di Bantul... secara administratif pantai tersebut termasuk wilayah dusun Kuwaru Desa Poncosari Kecamatan Srandakan. jarak dari kota Yogyakarta sekitar 29 KM... satu hal yang membedakan dengan pantai lain di Bantul yaitu di Pantai Kuwaru kita dapat menikmati hembusan angin pantai sambil makan ataupun bersantai di bawah rindangnya pohon cemara...

......

Rencana berlibur pas tahun baru 2013 pun terlaksana, kami akan pergi ke pantai… kurang tahu juga pantai mana, yang jelas jarene mas ku (Mas Aris) pantai.ne ki berpasir putih dan enek pohon cemara laut, jeneng.e Pantai Kuwaru (intuk info ko konco2ne jare, dan berniat skalian pengen melepas jiwa-jiwa yang terikat, alias “PONGPONGAN” ko buyutan kae hhaha ).. yasudah,, akhirnya kami memutuskan ke sana (bersama Ibu, Adik, Mbak Wiwin dan koncone Mbak Wiwin).. dan dia bilang pantai ini terletak di daerah Bantul (udah mbatin sek asline, pantai neng bantul ki bukan.e berpasir hitam? #LirikParangTritis).. kami pun berangkat sekitar jam 06.00 wib, aku dan mbak wiwin gor mengikuti Mas Aris… kami melewati Jalan Raya Solo-Jogja dan kemudian ke arah Bantul.. entah berapa lama dan berapa jauh perjalanan.e, yang jelas Mas Aris takon-takon terus pas di daerah Bantul, mungkin sekitar tiga jam.an akhirnya kami sampai di gerbang masuk retribusi,.. dan busyett dah!! lagi neng gerbang we ruaame baget… ampun dah!! -_-

Dua Bolang (Bocah Ilang) Mblandang ke Jogja

Saat bersih-bersih hardisk laptop yang berantakan isinya, aku menemukan sebuah folder bernamakan “Kukup-Sepanjang”.. ternyata, isinya sejumlah foto saat ke Jogja.. lebih tepatnya ke Pantai Baron, Kukup, Sepanjang dan Taman Sari.. seketika itu pula langsung teringat dengan kisah perjalan ke tempat itu.. perjalanan dadak.an dan dolan paling mekok.i seumur hidup ku.. hhaha

Saat itu (tahun 2012 tanggal merah pokok.e).. Aku, Fitreanto (f3), dan Anjang (panjang) berencana untuk dolan bareng.. kalo gag salah ke Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri (ngopo cobo? o.O).. dan ternyata si panjang mendadak membatalkan acara ini (sak elingku goro2 ngintil mbok.e njagong, hog.o ra njang? :D).. pada akhirnya aku dan f3 berinisiatif sendiri untuk mblandang (baca : dolan / main / pergi).. setelah bersms-an, akhirnya kami sepakat untuk pergi ke pantai daerah Gunung Kidul, pokok.e sekitaran Baron-Kukup..

Pantai Buyutan, Rindu Ini Akhirnya Tersampaikan Juga (BanyutiboTrip End)

Entah kenapa Pantai Buyutan ini memiliki ruang tersendiri di hatiku (nglebay sithik :D).. mungkin karena perjalanan pertama blusukan ku ya ke pantai buyutan ini, ditambah pula pantai yang sangat indah.. sekitar 6 bulan aku perpisah dengannya atau lebih tepatnya ini adalah kunjungan ke 3 kalinya aku kesini (baca juga : Buyutan edisi 1 dan edisi 2), tapi rasa rindu dengan pantai ini amatlah dalam.. untung saja Mas Aris mengajak blusukkan dan ku ajak dia kesini.. jadi aku bisa bertemu lagi dengan keindahan pantai ini.. 

Puas menikmati Pantai Banyutibo dkk, kami pun memutuskan untuk ke pantai ini.. kami harus melewati lagi jalan yang lumayan curam dan mblusuk ala pantai banyutibo (fiuhh !).. setelah beberapa menit kami sampai di jalur utama Desa Kalak, kami menyempatkan berhenti sebentar untuk beribadah.. setelah selesai sholat, kami pun melanjutkan perjalanan.. sempat merasa lapar, kami ingin mencari tempat makan di sekitar desa kalak ini.. sialnya tak ada sama sekali warung makan di sekitar desa, terpaksa deh kami harus menahan lapar saat perjalanan.. oya, Pantai Buyutan ini letaknya tak jauh dari Pantai Banyutibo.. tepatnya di timur dari Pantai Banyutibo,dan dari Banyutibo kita bisa melihat karang yang ada di Pantai Buyutan..

Pantai Berair Terjun Yang Belum Ternodai (BanyutiboTrip Part III)

“neng kono jek enek pantai ora ya mas?”|”cobo wae tep”, kami pun kemudian menyusuri pantai ke  sebelah timur berharap ada pantai lagi yang masih sepi.. untung saja karang yang kami lalui tidak curam seperti pantai yang sebelumnya, aku pun berjalan sambil melihat keindahan alam pacitan ini.. dan beberapa meter kemudian, aku pun mendadak berhenti karena melihat keindahan lain di sekitar Pantai Banyutibo ini.. ya, ternyata ada satu pantai lagi yang masih sepi.. dan di pantai ini terdapat sebuah air terjun layaknya Pantai Banyutibo, namun air terjun di pantai ini ukurannya lebih kecil dan garis pantai yang lebih panjang dibanding Pantai Banyutibo.. seperti halnya pantai di timur banyutibo, ketika kami kesini keadaan pantai amatlah sepi.. belum ada jejak manusia yang terlukis di hamparan pasir pantai dan juga sampah pun tak ada... amajing! hhaha (baca : amazing)

Senja Kala Itu

Tersentaklah dia ketika dua pencari menghampiri..
Ya, memang perlu sedikit tamparan agar dia tersadar..
Lalu dia berkendara sayap, bergelut dengan tanah..
Dan benar saja,
Ketika itu terlihatlah biru berteman dengan putih..
Hingga sampailah di pemberhentian,
Di sebatang bambu yang nyaman untuk disinggahi..
Disana terlihat seorang pencari siap berperang,
Merekam cahaya di rotasi bumi..

Menikmati Keperawanan Pantai Tak Bernama (BanyutiboTrip Part II)

“pie tep?”|”koyone isoh og mas.. ayo rono”, dengan penuh semangat kami pun menuju ke sebuah pantai yang masi sepi di sebelah timur Pantai Banyutibo, dan petualangan pun kami mulai.. untuk menuju ke pantai ini, kami harus mlipir melewati karang antara ke dua pantai ini, fiuuhh.. aku harus berhati-hati benar untuk menyeberang menuju ke pantai ini.. karang yang akan kami lewati sangatlah curam ditambah pula dengan licinnya karang, mungkin efek dari air laut ketika pasang dan hempas-annya membuat karang ini licin.. aku pun menginjak lubang diantara karang supaya tidak terjatuh, Mas Aris yang berada di belakang ku sempat khawatir karena licinnya karang ini.. aku tak mau menyerah, kapan lagi aku bisa menikmati keperawanan pantai berpasir putih ini? Pantai yang belum ternodai dengan jejak kaki manusia..

“isoh miduk neng pantai.ne ora tip?”|”isoh og mas, liwat kono hlo.. (nunjuk dalan)”|”ayo tep.. semangat!”, aku tak sabar lagi untuk menginjakkan kaki di pantai ini.. sialnya aku malah tergelincir dan jatuh di karang yang licin, hah! untuk menikmati keperawanan pantai ini saja aku harus berjuang!.. “ati-ati tep” ucap Mas Aris.. akhirnya perjuanganku pun berbuah manis dengan menginjakkan kaki di pantai ini, dan saat itu hanya kami saja yang ke pantai ini..

Pantai Banyutibo, Keindahan Air Terjun di Pantai Pacitan (BanyutiboTrip Part I)

Sempat membuat rencana untuk ber-solo trip di kawasan Pacitan atau Wonogiri (tujuannya mungkin pantai – pantai yang belum pernah ku kunjungi, tapi pada akhirnya malah ke Pantai Ngetun, Jogja :D) tapi seketika itu pula rencana yang ku buat langsung berubah, padahal persiapan sudah 70%.. yaa, Mas Aris mendadak mengajak ku untuk blusuk.an.. sempat berfikir dia cuma iseng, tapi setelah ku tanya beberapa kali ternyata memang dia benar pengen blusukkan.. dan persiapan yang 70% tadi itu akhirnya ku gunakan untuk pergi edisi kali ini.. bisa dikatakan blusukkan kami kali ini tanpa persiapan,  ketika pergi aku hanya berbekal uang seadanya yang ku punya dan sebotol air putih,( hhmm…) dan Mas Aris hanya membeli satu bungkus rokok saja..

“Nekad!!”, itulah kata yang sempat mampir di benak ku saat perjalanan ke Pacitan.. kami pun memutuskan untuk ke Pantai Banyutibo dan Buyutan.. “koe wes pernah neng Banyutibo rung to tip?” | “durung wie mas..”|”podo no.. yen Buyutan aku gor mudeng arah.e tok tip, tapi rung pernah rono yoan..”|”ooo… iki ngko lewat ngendi mas?”|”lewat Pracimantoro tip..”|”kui lewat Waduk Gajah Mungkur og ya mas?”|”hog.o, dalane penak og..”,

Candi Cetho, Warisan Leluhur di Lereng Barat Gn. Lawu

#bar pemilihan Cagub/Cawagub Jateng 2013
Aku      : “dolan yoh njang?”
Panjang :”neng ndi ul?”
Aku      :”Cetho yooh.. tapi nganggo motor dewe-dewe.. jarene dalane munggah banget og,”
Panjang :”oke.. oke…”

......

“titit… titit…”, hape ku mendadak bergetar… ohh, ternyata sms dari panjang, “Ayo ul “… “ketemuan neng indoma*** ya njang, arep tuku baterai sek..”, jawabku… dan aku pun langsung berangkat ke toko swalayan tersebut..

Tak berapa lama, kami pun segera berangkat… kami melalui Jalan Raya Solo – Karanganyar… rute untuk ke Candi Cetho ini sama dengan rute untuk ke Air Terjun Jumog, Air Terjun Parang Ijo, Candi Sukuh, dan Kemuning… dari Karanganyar kita kemudian ke arah kawasan wisata Candi Sukuh – Cetho, kemudian kita  ke Ngargoyoso… beberapa kilometer kemudian akan bertemu dengan tempat pemungutan retribusi kawasan wisata ini, murah kog cuma Rp 1000,-.. dari sini kita lurus terus, beberapa kilometer lagi dan kita bertemu pertigaan arah Candi Sukuh/Air Terjun Jumog dan Candi Cetho/Agrowisata Teh (Kemuning) … Kita kemudian mengambil arah Candi Cetho/Kemuning,… Untuk ke candi cetho kita harus menuju ke puncak kemuning dahulu, lalu terus saja hingga bertemu pertigaan Jenawi-Candi cetho.. dan eitssss, dalane langsung mendadak naik -_- akupun harus berusaha keras memacu kendaraan ku, dan Alhamdulillah berhasil (horeee…. :D) disini kita juga dipungut biaya masuk Rp. 1000,-…

Berpetualang Sendiri ke Pantai Ngetun (Perjalanan yang Mendebarkan)

Dari jauh, terlihat sekali langit selatan mulai menunjukkan warna hitamnya.. aku pun memantapkan hati ku untuk melanjutkan perjalanan ini.. berbekal nekad, aku kemudian memacu kuda bermesin ku menuju ke arah Tawangsari (Sukoharjo).. dan dari situ, aku menuju ke arah Wonosari (Gunung Kidul, Jogja) terlebih dahulu.. ya, kali ini aku akan menuju ke sebuah pantai di kawasan Tepus, Yogyakarta.. ketika aku sampai di kawasan Gunung Kidul, awan mendung tak kunjung hilang.. ku lanjutkan lagi perjalanan ku ini, dan sialnya pas sampai di daerah Semanu, gerimis malah menemaniku.. sempat berfikir juga untuk tidak melanjutkan perjalanan ku ini.. tapi rasa nekad ku mengalahkan semua..

Setelah beberapa jam kemudian, sampai lah di daerah Tepus.. namun sayang, gerimis tak kunjung reda.. kemudian aku pun menelusuri jalan tepus untuk mencari jalan masuk ke Pantai Ngetun.. jalan masuk Pantai Siung – Pantai Timang sudah ku lewati, berarti tinggal sebentar lagi ku temukan jalan masuk ke Pantai Ngetun.. untungnya beberapa hari sebelumnya aku sudah mencari info tentang lokasi pantai ini.. aku harus menemukan dahulu SDN Gesing di sebelah kanan jalan dan kemudian lurus.. dari SDN Gesing itu aku berhenti sebentar untuk membeli snack dan bertanya arah pantai tersebut.. “ada roti mbak?”|”adanya snack seperti ini wi mas (sambil mengambilkan snack)”|”disini sering hujan ya mbak?”|”iya mas, sering.. hla mas.e dari mana?”|”dari solo..kalau ke Pantai Ngetun arahnya kemana ya?” |”lurus aja, nanti ketemu pertigaan belok kiri”|”jalannya extrim gag sih mbak?”|”jalannya corblok mas”|”oya.. makasih ya mbak (karo ngek.e duet)”..

Solo Trip, Perjalanan Melawan Diri Sendiri

-290613-

Akhirnya,.. rencana solo trip itu terlaksana, gag nyangka juga bisa melakukannya.. Berawal dari suka membuka blog tentang perjalanan wisata, dan terkadang menemukan para blogger itu melakukan solo trip.. “seru kayaknya..”, itu yang terpikir ketika ku baca pengalaman mereka saat melakukan solo trip..

Salah satu alasan ku yang pada akhirnya melakukan solo trip ini adalah ketika ku mengajak teman untuk maen, namun mereka menolak.. entah karena kendala biaya atau tujuan dari maen itu sendiri atau gak bisa menemukan waktu yang pas dengan mereka atau apalah itu.. terkadang pula kalau ikut teman maen, aku juga harus mengikuti jadwal mereka.. gag merasa bebas gitu rasanya.. pengen ku ini tapi pengen mereka itu, haduuh.. dan pada akhirnya aku pun cuma bisa pasrah mengikuti kemana arah mereka melaju..

Grojogan Sewu, Rindang nan Menawan

Kabupaten Karanganyar memiliki beberapa Air Terjun yang indah, sebut saja Parang Ijo, Jumog dan Grojogan Sewu… Grojogan Sewu ini Terletak di Tawangmangu, Kab. Karanganyar, sebuah desa wisata yg sejuk di Gunung Lawu, sekitar 40 km di timur Solo…. Dari air terjun lainnya, grojogan sewu ini paling ramai, htm sekitar Rp. 7500,- saja… oya.. tempat ini cocok untuk wisata keluarga hlo, selain menikmati air terjun, kita bisa menyewa kuda dan berkeliling di kawasan sekitar air terjun… aku kesini bersama temenku (Fitrianto), pas hari minggu kalo gag salah + sama2 lagi bosen… karena saat itu bingung mau kemana, akhirnya kami memutuskan ke tempat ini (udah lama juga gag kesini, hmmm.. skaligus faktor cedak karo omah, hhehe)… kami berangkat lewat jalan Solo-Karanganyar… dan kemudian langsung menuju daerah Tawangmangu… gag terlalu lama juga, soalnya udah bolak balik kesini, hhehe… setelah sampai di kawasan air terjun, kami langsung parkir motor dan menuju loket pembelian tiket (langsung saja kami turun)… tempatnya sangat rindang hlo, dan disini masih banyak monyet nya… setelah menuruni beberapa ratus bahkan ribu tangga (lebay sithik) akhirnya sampai juga, dan istirahat sejenak untuk minum…

Sisi Lain Gunung Lawu

Setelah lama tak dolan bersama… akhirnya aku, ndut, garong dan endang memutuskan untuk ke daerah Tawangmangu… sudah terbiasa kami kesini, bisa dikatakan ini salah satu tempat favorit kami jika dolan… jika ke tawangmangu itu biasanya tujuannya adalah Grojogan Sewu, tapi kami berbeda… kami lebih suka mencari tempat lain alias muter-muter di kawasan gunung lawu ini,… pertama kali tempat yang kami tuju adalah jembatan (embuh daerah.e iki neng ndi :D), disini pemandangannya lumayan bagus hlo… selain itu kita juga bisa bermain aliran air dari sungai kecil,

Melihat Kehindahan Malam di Bukit Bintang (#4513Trip Part 6)

“krotok… krotok… krotok… “ (#opo jal?)
Aku        : “gek malah udan ig, nggolek iyupan njang?”
Panjang : “siap ul…”

……

#mandek ngetokke mantol

……

Panjang : “wes rung ul?”

Aku        : “wes njang.. (karo ngamanke dompet+hape neng tas) ”

#melanjutkan perjalanan

……

Nasib baik tak berpihak kepada kita saat itu (_ _“), setelah dari Embung Nglanggeran dan tak mendapatkan senja, kini kita kehujanan dalam perjalanan menuju Bukit Bintang (nasib..nasib.. :| )… kita pun melanjutkan perjalanan dengan hati-hati…

Mengejar Senja di Embung Nglanggeran (#4513Trip Part 5)

#pas di tempat parkir Pantai Pok Tunggal sekitar jam 3sore kurang..
Panjang         : “ul, koe ngarep genti ya?” #mungkin wes kesel yak.e
Aku                : “oke.. oke…”
Panjang         : “pak.e tukang parkir endi ki?”
Aku                : “golek.ono neng kono njang? (nunjuk arah tempat parkir lain)”
Panjang         : (berjalan ke tempat parkir sebelah)
Aku                : (ngurupke motor,kemudian menuju dalan)
Panjang         : “itu ya pak? (sambil memberi karcis dan menunjuk ke arahku)”
Bapak Parkir : “oh… iya mas,”

Setelah percakapan singkat itu kami berangkat menuju ke tujuan selanjutnya, Gunung Api Purba Nglanggeran… ini tujuan inti kami, bersunset di Embung Nglanggeran #TerobsesiGadisBerjilbabLagi.. dari Pantai Pok kami kembali ke arah pertigaan tadi, dan mengambil arah ke Wonosari… mungkin sekitar setengah jam, kami sampai dijalan menuju pantai Baron – Kukup, tak terlalu asing bagiku melewati jalan ini karena sudah beberapa kali ke pantai Baron dan melewati jalan ini… kami kemudian bertanya beberapa kali untuk menuju ke Gunung Api Purba… Kita harus mencari bundaran Patuk terlebih dahulu,..

Berteman Denganmu

Berteman denganmu itu,
Kadang membutuhkan sedikit keberuntungan..
Berteman denganmu pula,
Terkadang penuh dengan keraguan..
Itulah yang aku benci dari kamu!
Ya… Kau sulit ditebak!
Terkadang ku ragu saat akan menghampirimu..
Ketika kau terlihat berteman dengan gelap,
Tapi seketika itu pula kau menunjukkan keindahan mu..
Ahh.. rasa keweca ini sangat menyakitkan,..
Pernah pula, ku mengamatimu..
Kau begitu indah sebelum menghilang..

Pantai Pok Tunggal, Ini Loh yang Membuat Kami Kesini? (#4513Trip Part 4)

“Ceklek…” terdengar suara pintu masjid yang dibuka oleh panjang.. aku pun kemudian duduk di beranda masjid sambil melepas sepatu, “ahh, perjalanan ke Pantai Timang yang melelahkan” gumamku… setelah lelah sedikit hilang, aku masuk ke dalam masjid dan melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul 12.00.. kami segera mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat dhuhur… kami istirahat sejenak, melepas lelah dan mengisi perut kami yang lapar…

……

Panjang : “wes ul?”
Aku       : “wes njang (sambil mengecek barang di tas), bismillah..”
Panjang : “bismillah..”

Segera kami meninggalkan masjid dan menuju ke tujuan selanjutnya, Pantai Pok Tunggal… dari jalan masuk pantai timang, kami ke barat…. entah berapa lama kami berjalan, akhirnya kami sampai dipertigaan dan melihat papan petunjuk ke arah Wonosari dan Pantai Baron-Kukup… lalu kami bertanya ke warga, jalan menuju ke pantai pok tunggal… “lurus aja mas, udah deket kog…”  dan kami segera memacu kendaraan kami… tak lama kemudian kami melihat papan bertuliskan “Pantai Pok Tunggal” di kanan jalan, dan kami segera berbelok ke kiri untuk menuju pantai… pantai pok ini dikelola oleh warga sekitar, sehingga biaya retribusi untuk ke pantai ini adalah seikhlasnya dari pengunjung… dan jalan menuju pantai masih berupa cor blok…

Bergronjal Nggrojal Dahulu, Bersenang Senang di Pantai Timang Kemudian (#4513Trip Part 3)

Setelah menikmati Pantai Jogan dengan karakteristik yang berbeda dengan pantai lainnya (enek air terjun.e), perjalanan pun kita lanjutkan ke Pantai Timang (rodo nyesel juga sih goro-goro gag sido neng Ngetun -_- tapi tak apalah.. yang penting udah ke pantai jogan, salah satu keinginanku ku juga :D)… sekitar jam setengah sebelas kita berangkat dari Pantai Jogan... dari info sang bapak parkir, kita harus menuju dahulu ke jalan masuk Pantai Siung-Jogan, dan kemudian ke arah barat… beberapa ratus meter kemudian, akhirnya kami tanya ke penduduk yang sedang berjalan (nyetop neng ngarep.e, batine kono mesti enek wong sing arep ngrampok wie hhaha)… awalnya sih mereka bingung dengan pantai timang (mungkin dudu penduduk kono yak.e) tapi salah satu ibu bilang : “lurus aja mas, nanti kalau ada lapangan belok wae ikuti jalan, dan lurus terus aja”… kemudian kita pun capcuss dan menemukan si lapangan yang ibu tadi bilang (tapi kog gag ono papan petunjuk.e? takon meneh wae lah #mbatin )… kami bertanya lagi ke mas.e penjaga toko, dan mas.e pun bilang : “kesitu mas (sambil nunjuk jalan), 4km lagi ke pantai timang”…

Kami pun segera ke pantai timang (bulakmen papan petunjuk.e ki cilik banget, neng pinggir dalan, nganti nyempil koyo upil)… dan jalan ke pantai ini masih berupa cor blok, beberapa kali kami bertanya lagi karena kami bertemu per.empat.an… setelah 1-2km perjalanan, keadaan mulai berubah!! dari yang tadi dekat dengan perumahan penduduk, kini hanya hutan saja (sepi, hening, ra enek wong -_-)… dan jalannya pun kadang cor blok kadang berupa bebatuan saja (lumayan pegel je, perjalalan penuh goncangan)… bisa dikatakan ini mengulangi perjalanan offroad pas ke Pantai Buyutan, tapi lebih parah ini dari pada pantai buyutan… pantai timang ini hanya bisa dilalui oleh motor saja hlo,,

TELO's Story : Pantai Buyutan II, Pencarian Di Hamparan Pasir

Akhirnya ku upload juga beberapa foto dolan ke Pantai Buyutan yang Indah dan Berteman Sepi, pas karo Panjang ke facebook, dan salah seorang teman kampusku pun tertarik untuk kesana (seneng banget isoh gawe meri wong liyo, wkwkwk :D)… dan setelah masuk kuliah, dia bertanya tentang pantai buyutan…

Khayan : “ayo rono mol? Aku pengen foto neng pinggir tebing wi…”
Aku      : “Insyaallah yan… tapi golek cah-cah sing gelem sek,”
Khayan : “gampang kui…. Ayo par, pik? Gelem ra?”
Topik    : “insyaallah..”
Par       : “neng pacitan? Gah aku…”
Aku      : “jek sepi hlo par… Enek pong-pongane sisan,”
Par       : “tenanan enek pong-pongane? Gelem aku… yoh, (karo mekso topik)”
Khayan : “tanggal 23.12.2012 ya?”
Aku      : “yo, yen sido :D”

Tanggal yang di tentukan pun tiba, dan kemudian kami bertemu di masjid dekat kampus (markas bertemu yen arep dolan :D)… dan tak berselang lama kami pun berangkat… jalan yang kami lalui tak berbeda dengan sebelumnya, kami melewati Wonogiri kemudian ke Pacitan… beberapa jam akhirnya kami sampai di daerah Donorojo, Pacitan… kemudian kami bertanya ke polisi, berharap ada jalan pintas jika ke pantai buyutan selain arah gua gong (lumayan adoh je yen liwat rute gua gong -_-)… dan ternyata si bapak polisi nggak tahu pantai buyutan (#Gubrakk -.-”), mungkin gara-gara si pantai ini belum terkenal kali yak, sehingga belum banyak yang tahu, yaaasudahlah… kami lewat rute gua gong…

Candi Sukuh, Pusaka Nenek Moyang di Lereng Barat Gn. Lawu

Puas menikmati Air Terjun Jumog, kami kemudian menuju ke candi sukuh… lokasi candi Sukuh terletak di lereng kaki Gunung Lawu pada ketinggian kurang lebih 1.186 meter di atas permukaan laut... candi ini terletak di Dukuh Berjo, Desa Sukuh, kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini berjarak kurang lebih 20 kilometer dari kota Karanganyar dan 36 kilometer dari Surakarta... dari jumog, kami kembali lagi menuju gerbang dan kemudian lurus terus hingga bertemu pertigaan dan ada papan petunjuk arah ke candi sukuh...

Dari pertigaan tersebut kami mengambil jalan lurus, dan jalan menuju ke candi sukuh amatlah menanjak… hmmmm -_- sampai-sampai aku hampir jatuh bareng hermus,… untung wae aku wes siap dengan posisi kuda-kuda ku untuk mendorong motor keatas,… hhaha (emang do gag isoh numpak motor yak.e   ) tapi kami tak mau putus asa, dengan rasa degdegseer kami terus memacu kendaraan untuk naik sampai candi sukuh… dan akhirnya kami sampai juga :D (lego rasane, hhaha…) oyaaa… htm candi sukuh ini Rp. 3000,- hlo,

Pantai Jogan, Pertemanan Air Terjun Dengan Laut (#4513Trip Part 2)

Setelah melepas dahaga di dekat kapal para nelayan Pantai Siung, kemudian aku melihat jam di handphone ku, ternyata sudah sekitar jam sepuluh kurang… aku dan panjang langsung berfikir tentang tujuan selanjutnya ke pantai jogan, dan makjegagik kami pun segera memasukkan minuman dan handphone ke dalam tas… kami bergegas ke tempat parkir dan menuju ke jogan… tak terlalu lama perjalanan kami ke pantai ini, karena letaknya satu kawasan dengan pantai suing… tinggal kembali ke arah kita menuju pantai suing dan mencari papan bertuliskan “Pantai Jogan”…

Dari papan tersebut, kita harus melewati jalanan berupa cor blok (kira-kira 1km lah)… di kanan kiri jalan hanya berupa hutan (koyone sih), dan ada beberapa orang yang nongkrong di tepi jalan itu… Beberapa menit kemudian kami sampai dan langsung melihat keadaan pantai apakah pasang atau  tidak? dan ternyata pantai sedang tidak pasang (Alhamdulillah, lego + seneng ra karuan rasane hhahaha :D)… oyaaaa…. tak seperti pantai pada umumnya yang hanya menikmati semilir angin dan bermain ombak… di pantai jogan ini, kita bisa menikmati air terjun yang jatuh langsung ke pantai hlo… sungguh indah pertemanan antara air terjun dengan laut :D kita juga bisa turun, makanya kalo pasang kurang seru karena hanya melihat jogan dari atas saja (sekedar info : pantai jogan ini adalah salah satu spot berburu sunset hlo)…

Kisah Anak Dari Seorang Pendaki Gunung

: ¦--> Based on true story <<--¦

Forumhijau.com - Disebuah desa yang mayoritas penduduknya bekerja di perkebunan milik sebuah perusahaan besar, tinggallah anak dari seorang ibu pendaki gunung. Ia mempunyai cita2 sama seperti ibunya: ingin menjelajahi gunung di desa itu dan gunung2 setelahnya.


Tapi cita2 anak itu bertentangan dengan keinginan sang ibu agar anaknya juga bekerja di perkebunan sama seperti yang lain.


Ibu : Kalau kamu kerja disana hidup kamu sejahtera,, semua perusahaan yang menanggung, gaji, rumah, belom lagi bonusnya.


Anak : Tapi itu tidak cukup untuk mengangkat keluarga kita dari kemiskinan bu… tidak cukup untuk mewujudkan mimpi2 ibu. Itu hanya cukup untuk aku sendiri.

Keindahan Air Terjun Jumog

Akhirnya kami (aku, yoga, hermus, lukman, topik dan khayan) memutuskan untuk ke tempat wisata yang dekat dengan Solo saja, tujuannya adalah air terjun, candi dan kebun teh di daerah Kab. Karanganyar, Jawa Tengah… tepatnya di kawasan candi sukuh-cetho… tanggal 18.07.2012 kami berangkat kesana... kami lewat jalan Solo-Karanganyar dan kemudian ke arah kawasan wisata candi sukuh-cetho… jalannya lumayan berkelak-kelok dan naik turun hlo…. Singkat cerita, kami pun sudah sampai… di kawasan wisata tersebut,

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Air Terjun Jumog yang terletak di Desa Berjo, Kec. Ngargoyosao, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah.… Dari gerbang, langsung saja belok kanan dan turun menuju ke air terjun jumog (sudah ada papan petunjuknya kog).. kurang lebih 2km perjalanan dengan naik turun belak belok dan dengan pemandangan yang wow ketika perjalanan, akhirnya sampai… kami memarkirkan sepeda dan kemudian menuju ke air terjun..

9 Puncak Gunung Indah Milik Indonesia

Forumhijau.com - Puncak gunung yang selama ini selalu menjadi tujuan para pendaki gunung. Di puncak gununglah segala keindahan alam dari ketinggian dapat dinikmati oleh mata dan dirasakan oleh hati. Itulah sebagian kecil dari karya Tuhan Yang Maha Perkasa untuk mahluknya di Bumi ini. Puncak Gunung! Dan berikut ini 9 puncak gunung indah milik Indonesia.

Gunung Rinjani

1. Gunung Rinjani
Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 M dpl ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya.
Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani yang memiliki luas sekitar 41.330 ha dan ini akan diusulkan penambahannya sehingga menjadi 76.000 ha ke arah barat dan timur.

Peta Wisata Surakarta, Jogjakarta, Karanganyar, dan Pacitan

Gadis Kecil si Penjelajah Pantai Siung (#4513Trip Part 1)

Berawal dari facebook (koyo lirik lagune Gigi Band wae hhaha), aku karo panjang berencana untuk pergi ke pantai di daerah Tepus, Jogjakarta… Daerah yang termasuk dalam kawasan Gunung Kidul ini memiliki pantai-pantai yang eksotis, ditambah pula ada beberapa pantai yang belum terjamah alias masih perawan hlo (info ko mbah google)… mbolang berdua edisi kali ini selalu kita bicarakan lewat chatting facebook… dan tujuannya pun juga kita tentukan dengan searching terlebih dahulu, lalu kita bicarakan lagi di facebook… (asline sih pengen mengajak fitri, tapi karna dia udah ada rencana liburan di pabrik.e jadi yaaa cuma berdua thok..) setelah beberapa kali gagal untuk berangkat pada bulan April, akhirnya kami sepakat berangkat pada hari sabtu 04.05.2013 (4513Trip)… Tujuan awal kita pas chatting.an itu 3pantai (Jogan, Ngetun, Pok Tunggal) dan Embung… 

Berangkat jam 6pagi lebih (gen ra kepanas.en dan lumayan sepi dalan.e), aku dan panjang  melewati rute yang sama saat ke pantai wediombo, yaitu lewat tawangsari.. sekitar satu setengah jam pun berlalu, dan kami sampai di daerah wonosari… dari situ kami tanya ke warga berharap ada rute yang lebih dekat jika ke Pantai Siung selain lewat rute Wediombo… dan dari jawaban warga, memang jalan yang lebih dekat adalah jalur wediombo yang kita lalui kemarin, yaasudah kami langsung berangkat saja :D…. 

Museum Beteng Vredeburg, Menilik Sejarah Indonesia

Terletak di kawasan malioboro, Museum Beteng Vredeburg bisa menjadi salah satu opsi tempat wisata jika berkunjung di Jogjakarta… bangunan yang telah menjadi museum ini, dulunya adalah sebagai pusat pemerintahan Belanda hlooo... khususnya yang berhubungan dengan sejarah Indonesia… bersama konco-konco SMA (ndut, endang, karo garong) kami kesana naik kereta api sekitar jam 10.00 yak.e… sekitar 2jam-an akhirnya sampai di stasiun (jenenge lali aku, pokoke stasiun.e cedhak malioboro -_-) dan memutuskan untuk jalan kaki menikmati suasana malioboro ketika siang hari…

Air Terjun Parang Ijo, Kecil nan Menawan

Setelah mencari kesejukan di kemuning…. Aku, fitri dan panjang memutuskan untuk ke air terjun parang ijo…. Air terjun ini terletak di Dusun Munggur, Desa Girimulyo, Kec. Ngargoyoso, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah.. tak terlalu jauh dari kemuning lah, hhehe….. jalan menuju air terjun ini sangat menanjak, sampe2 fitri turun karena aku gag terlalu bisa mengendalikan si motor (si panjang mah naik dengan enaknya, karena sendirian -_-  )…. Beberapa menit setelah menelusuri jalan tanjakan, akhirnya sampai juga di tempat parkir kawasan air terjun, dan kemudian membayar tiket masuk (htmnya murah kog sekitar Rp. 2500,- saja)… kami istirahat sebentar di masjid dekat kawasan air terjun, dan membuka bekal yang kami bawa (asline sing gowo gor fitri karo panjang, aku gor nglentik.i cah loro kae, hhahaha)… dan kemudian kami ke air terjun,

Mencari Kesejukan di Kemuning

Sempat bosan dengan pantai, aku dan teman-teman mencari referensi tempat wisata yang tidak ada hubungannya dengan air serta yang dekat dengan kota Solo... dan akhirnya kami sepakat untuk ke Kemuning, lebih tepatnya Kebun Teh Kemuning... terletak di Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.... Secara geografis, kemuning berada di sekitar lereng Gunung Lawu.... ya, Gunung Lawu merupakan gunung yang berbatasan langsung memisahkan Jawa Tengah dan Jawa Timur. jalan menuju ke kemuning ini sangat mudah, dari solo kita langsung saja ke karanganyar... kemudian kita menuju ke arah Candi Cetho-Sukuh... Kebun Teh Kemuning sangat menarik ketika cuaca cerah dan paling asyik kalau dikunjungi di pagi hari dan sore hari asalkan tidak mendung.... pemandangan yang sangat indah nan asri sebagai bentuk ciptaan Ilahi sangat jauh dari kumpulan bangunan seperti di kota... barisan tanaman yang berjejer hijau di lereng pegunungan ini menjadikan suasana tenang dan tentram...

Dua kali sudah ku kesini, menikmati kesejukan kemuning... Pertama bersama panjang dan fitri, sekitar tanggal 14.05.2012 kami kesana... namun kami hanya menikmati kemuning dari bawah.... dan langit saat itu sangat cerah, sangat puas ketika disana... :D

TELO's Story : Pantai Slili, Sundak dan Drini

tanggal 11.03.2012, kami memutuskan untuk ke jogja lagi.... tujuannya belum kami tentukan, tapi yang jelas adalah pantai berpasir putih.... perjalanan dimulai dengan berkumpul di masjid dekat kampus (lagi), dan jalannya pun lewat jalan raya solo-jogja lagi (hmmmm aduohhh polll... -_- )... setelah sampai daerah wonosari sekitar 3 jam.an kami bertanya ke penduduk sekitar tentang arah pantai berpasir putih... perjalanan pun berlanjut, kami melewati hutan (mungkin) yang lumayan sepi (tapi aksesnya mudah kog, dan bisa dilalui bus)... setelah sampai pertigaan kami tanya lagi, dan diarahkan ke pantai baron-kukup... beberapa menit berlalu dengan jalan berkelak-kelok akhirnya kami sampai di pos retribusi, (tapi lupa bayarnya berapa, hhaha) dan kemudian pantai pun sudah di depan mata... pantai pertama yang kami datangi adalah pantai slili... cum sebentar saja kami singgah ke pantai ini, karena pantai saat itu pasang,

Blusukan ke Pantai Jungwok

Salah satu alasan ku untuk ke Wediombo itu ya karena pantai Jungwok ini... dari informasi blog di mbah Google, katanya pantai ini masih sepi alias perawan plus blusukan pula... aku dan panjang amat sangat penasaran dengan pantai ini... pas di wediombo, kami bertanya ke penduduk disana tentang arah pantai jungwok... katanya, kita harus menyusuri pantai wediombo terlebih dahulu lalu ketemu Pohon Waru dan ambil jalan setapak ke kiri... sekitar setengah jam berjalan, kami belum menemukan jalan ke pantai Jungwok ini... kami pun tanya lagi dengan warga yang sedang memancing di wediombo, dan kami ditunjukkan jalan ke pantai jungwok...Karena memang sangat penasaran, kami segera menuju jalan setapak itu... dan jalannya becek choy -_- terpaksa harus copot sepatu... setelah itu kami langsung dihadapkan dengan sawah yang terbentang luas, 

Bertiga pun Seru !! Menjelajahi Pantai Wediombo

Tanggal 13.03.3013, Aku, Fitri dan Panjang pun sudah sepakat untuk pergi ke Pantai Wediombo... pada tanggal itu pas ulang tahunnya si fitri, dia pun cuti dari kerjaannya.... aku mbolos kuliah karena memang sudah pusing dengan aktivitas kuliah ku (lagi budrek sajak.e)... dan si panjang tukeran hari libur ma temannya.... dan kami pun berangkat pukul 06.00 pagi,... sebelum berangkat, kami isi bensin dulu, dan prepare perlengkapan... dari pembicaraan singkat di POM, akhirnya kami memutuskan untuk lewat Tawangsari, yang katanya lebih deket jika ke daerah Wonosari...singkat cerita, kami pun langsung berangkat menuju Sukoharjo.... jujur, kalo lewat Tawangsari kita memang belum pernah, jadi kami tanya-tanya dahulu untuk kesana (maklum kuperrr -_-)... setelah udah tahu arahnya, kita pun langsung capcusss.... di Tawangsari, Sukoharjo jalannya itu hlo, ngronjal-ngronjal -.- selain itu juga rame nya minta ampun (o.0) maklumlah jam segitu para karyawan baru berangkat dan daerah tawangsari itu memang sentra perusahaan... yaah, jadi memang harus sabar untuk ke pantai,...

Madakaripura, Air Terjun Mahapatih Gajah Mada

Setelah puas mendaki Gunung Bromo, kami langsung kembali ke tempat awal dimana kami menyewa mobil JIP sebelumnya... kami istirahat sebentar untuk membersihkan diri dari pasir gunung bromo yang sudah melekat di tubuh kami... aku kira kami langsung pulang untuk membeli oleh-oleh terlebih dahulu sebelum pulang ke Solo,ternyata kami mampir dahulu ke air terjun... pertama kali mendengar nama air terjun itu buatku sangatlah sulit, entahlah.... saat itu aku sudah capek sehingga tidak terlalu tertarik uuntuk mengikuti pembicaraan bapak-bapak tersebut... Akhirnya kami pun berangkat, aku sudah ngantuk berat dan aku pun tertidur.................zZzZzZzZZZZ........................... entah beberapa menit bahkan jam berlalu, ternyata sudah sampai. Oo... ternyata namanya Air Terjun Madakaripura. pertama kali melihat, tempatnya di kelilingi oleh tebing yang tinggi.. kamipun segera masuk, dan terlihat sebuah patung yang katanya adalah Patih Gajah Mada.. dan disini katanya adalah bekas tempat bertapa sang patih...

Membelah Lautan Pasir Gunung Bromo

Siapa yang tidak kenal Gunung Bromo? Gunung ini adalah salah satu tujuan wisata favorit saat liburan di Jawa Timur.. Bukan hanya turis lokal, tapi juga mancanegara..( Alhamdulillah saya sudah mengunjunginya, walau baru satu kali sih hhehe..)Dimulai dari acara arisan bapak-bapak di RT ku yang berencana untuk pergi ke gunung Bromo, aku berusaha membujuk bapak ku untuk mengikutsertakan aku ke sana.. dan alhamdulillah aku diperbolehkan ikut,..ya, walaupun isinya bapak-bapak semua hhehe..

Hari pun berganti, pada tanggal 19.05.2012 sekitar jam 21.00 kami berkumpul terlebih dahulu sebelum berangkat.. akhirnya setelah semua sudah berkumpul, kami pun berangkat... aku bersama sekitar 15 bapak-bapak dan anak.e pak RT, kami naik minibus untuk berangkat...dalam perjalanan sempat muncul rasa bosan, maklumlah semuanya bapak-bapak -_- , apalagi umpek-umpekan pula -_- tapi tak apalah, yang penting ke bromo :) setelah sekitar 8jam perjalanan dari solo-bromo akhirnya sampai ke kawasan bromo sekitar jam 3pagi.. mulailah jalan yang tadinya lurus kini berbelak-belok naik-turun (_ _") , sebelum ke bromo kita harus menyewa mobil JIP untuk keatas (maklumlah minibus mungkin gag kuat naik)

TELO's Story : Kedung Kayang, Air Terjun Dikaki Gunung Merapi

Bertiga pun tetep seru!! ya... kami berangkat ke kedung kayang tanggal 13.09.2012 cuma bertiga.. dari kampus kami langsung berangkat menuju ke TKP.. letaknya di perbatasan Magelang - Boyolali, dan harus melewati selo terlebih dahulu... untungnya temenku Par sudah pernah kesana... dengan jalan yang berlika-liku khas daerah pegunungan, aku memberanikan diri mengendarai motor sendirian.. hmmm,.. dan akhirnya beberapa jam pun kami sampai,

dari tempat pembelian tiket kami langsung melihat kedung kayang dari atas, wow !! air terjun yang sangat menakjubkan...

Pantai Buyutan, Keindahan Berteman Sepi

Keindahan kota 1000 gua, pacitan.. membuatku ingin kesana lagi menikmati pemandangan indah nan menakjubkan... aku pun bertanya salah satu teman kampus ku yang asli dari punung, pacitan.. namanya hery..

me    : "pantai sing apik selain klayar ngendi her?"
hery : "pantai buyutan, tapi jek pelosok"
me    : "yen telengria"
hery  : "elek kui"
me    : "panggone daerah ngendi kui yen buyutan?"
hery : "kulone pantai klayar"
me    : "oke.. oke.."

dari pembicaraan singkat itu aku langsung mencoba search mbah google, dan ternyata memang tempatnya terpelosok.. beberapa hari kemudian, aku langsung mengajak temanku (panjang) untuk membicarakan dolan kita... sempat ada percecokkan tentang tempat yang akan kami kunjungi, dia inginnya pergi ke jogja, karena dia gag berani kalau ke pacitan, pernah ngetrill soale pas neng pacitan hhahaha.. :D

Mendaki Candi Borobudur..

Dikarenakan bosan dengan pantai, kami memutuskan untuk pergi ke tempat lain selain pantai.. aku, par, topik dan lukman pun memutuskan untuk ke Candi Borobudur.. Yah, candi budha terbesar di Indonesia, bahkan mungkin di dunia akan kami kunjungi… Tanggal 27.11.2011 pun kami berencana untuk berangkat.. dengan rute yang kami belum tahu, kami berencana memutuskan untuk lewat boyolali, membelah dua gunung, gunung merapi dan merbabu,.. namun, lukman pun tak jadi ikut… dan kami mendadak mencari satu orang lagi, dan yoga pun mau ikut dengan kami… 

Diawali dengan berkumpul di rumah topik, kami memastikan rute yang akan diambil… dan rencana awal pun terlaksana,.. yaa, kami melewati rute selo-boyolali… sekitar jam 09.30 kami berangkat,… perjalanan dimulai, kami langsung menuju kea rah boyolali… kemudian mengambil arah magelang melewati selo.. sebelum sampai di selo, aku sangat takjub dengan pemandangannya, gunung merapi dan merbabu terlihat megah saling berdampingan… memang indah alam Indonesia :D 

Beberapa menit berlalu, mulai masuk ke daerah selo.. jalannya itu hlo, khas pegunungan -.- naik turun menggak-menggok.. marai mumet je (_ _”) tapi pemandangan dikanan kiri jalan sangat indah… beberapa jam berlalu, kami sudah sampai di magelang… dan kami bertanya lagi arah menuju candi Borobudur, pencarian pun dilanjutkan.. 3 jam-an sudah mencari lokasi candi Borobudur, dan akhirnya sampai juga ke candi tersebut.. kamipun segera memarkirkan motor dan kemudian masuk, htm nya sekitar 30ribu..di pelataran candi setiap orang yang masuk harus mengenakan kain bermotif batik.. setelah itu kami berjalan-jalan mengitari candi…

TELO's Story : Pantai Baron, Kukup, dan Krakal

adalah pertama kali ku bermain bersama teman sekampus... dimulai berkumpul di salah satu rumah teman ku topik.. (awalnya sih untuk ngerjain tugas, tapi pada akhirnya berencana untuk pergi mblayang, hhaha…) setelah berdiskusi, aku, par, lukman dan topik berencana untuk ke pacitan… kami pun mengajak teman teman sekelas untuk ikut… tapi setelah beberapa hari, ternyata tak ada respon dari teman teman… ya sudahlah (_ _”) kami pun nekat untuk berangkat berempat.. dan tanggal 29.01.2011 kami tentukan untuk berangkat…  sebelum hari-h kami mencoba mengajak lagi teman teman, Alhamdulillah… satu orang mau ikut (namanya khayan)..  (nasib.. nasib… tapi tak apalah :D) 

matahari pun memastikan tanggal 29 januari, pagi hari kami ber-sms-an untuk ketemuan dahulu, dan masjid dekat kampus pun menjadi tempat untuk berkumpul… jam berlalu, tepat pukul 09.00 kami berkumpul..  namun setelah dipikir-pikir kalau ingin kepacitan kita tidak tahu jalannya, akhirnya berubahlah tujuan ke jogja… hmmm… kami pun akan berangkat, tapi karena kami ber-5 , kami pun harus mencari satu orang lagi ( kasihan yang sendirian)… gerilya sms pun dimulai, untungnya mas heri mau ikut, mendadak langsung menjemput dia ke rumahnya dan diapun tanpa persiapan :p

Mendadak ke Pantai Srau

Saat di Pantai Klayar, kami sempat berdiskusi akan bermalam di Pacitan.. Entah dimana kami akan tidur kami tak terlalu memikirkan hal tersebut.. Entah di mushola di pantai atau dimanapun yang penting kami bisa tidur.. Ya, ini adalah rencana mendadak yang kami sepakati saat itu.. Dan akhirnya kami pun menuju ke pantai lainnya.. Saat perjalanan keluar dari Klayar, kami melihat papan petunjuk Pantai Srau.. Tanpa Pikir panjang kami pun langsung menuju saja ke Pantai Srau ini..

Pantai Srau terletak 25 km dari kota Pacitan, tepatnya di Desa Candi, Kecamatan Pringkuku.. Kala itu jalan menuju Pantai Srau amatlah sangat butuh perjuangan.. Naik turun, menggak menggok dan ditambah pula dengan jelanan yan buruk.. sempat aku turun karena motor tak kuat nelewati tanjakan.. Dan akhirnya semua itu terbayarkan sudah saat kami tiba di Pantai Srau..